Friday, December 23, 2011

Menunggu Atau Mengganti..

"Kamu pulang ya besok,aku mohon." pinta wanita itu lirih. Spontan lelaki di seberang khawatir,ia takut sesuatu menimpa sahabat yang paling ia sayangi. "Kamu kenapa? Kok terdengar seperti ada sesuatu. Cerita sama aku."

Sang wanita pun menghela nafas panjang dan berkata , "Tidak bisa lewat telepon,aku mau cerita langsung saja sama kamu,okay?"

"Hmm,okay tapi kamu harus janji cerita sampai selesai,apapun masalahnya pasti aku bantu.Kamu ga boleh sungkan,tujuh tahun kita bersahabat bukan?" kata lelaki itu dengan tegas. "Baiklah, you're the best dear,thank you." ucap si wanita sebelum akhirnya ia mengakhiri telepon dengan lelaki itu.


***

Ariana dan Rio sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.Bahkan keduanya adalah pasangan tempat duduk selama setahun.Sehingga membuat mereka sangat dekat.Sebenarnya tidak hanya mereka berdua,ada empat orang lainnya diantara mereka.Tapi hanya Ariana dan Rio yang terlihat sangat intim.

Rio adalah anak yang sangat jenius.Berbeda dengan Ariana.Jika Rio juara kelas,Ariana hanya mampu menduduki peringkat sembilan di kelas.Tapi dengan sabar Rio selalu membimbing Ariana.Dalam bidang akademik maupun non akademik.

Ariana tidak serajin Rio dalam beribadah,Rio lah yang mengajarkan sholat Dhuha kepada Ariana.Jika waktu istirahat tiba,Rio langsung menuntun Ariana untuk sholat Dzuhur terlebih dahulu setelah itu baru makan siang.

Sampai pada akhirnya mereka pisah sekolah.Ariana lolos di Sekolah Menengah Atas Negeri di kawasan Tebet sedangkan Rio berhasil menembus Sekolah Menengah Atas Negeri yang paling bagus se-Jakarta.
Sejak pisah sekolah,mereka sempat hilang kontak sekitar satu setengah tahun.

Dan akhirnya mereka dipertemukan lagi,bernostalgia,melepas rindu dan sampai akhirnya lagi jarak memisahkan mereka.Tapi,tidak untuk lost contact.

Jakarta - Bandung bukan jarak yang jauh tapi tidak juga dekat.Rio berhasil menggapai cita-citanya untuk masuk prodi fisika di salah satu Universitas Negeri ternama di Bandung dan Ariana tetap di Jakarta.Dikarenakan orang tua Ariana yang melarang anak sulungnya ini kuliah di luar kota.

Namun,tampaknya jarak bukan satu-satunya alasan untuk mereka tidak saling bertemu.Rio seringkali pulang ke Jakarta sekedar menjenguk sahabatnya ini.Setidaknya hal itu dapat bertahan cukup lama.


***


"Rio,kamu dimana? Sudah sampai?" tanya Ariana tergopoh-gopoh karena ia baru saja selesai kuliah dan keadaan mall tersebut sangat ramai.

"Iya,aku lagi jalan masuk kok ke mallnya.Aku mau makan pizza ya,jadi kamu harus tunggu aku di Pizza Hut hehe." pinta Rio yang memang sangat gemar makan makanan Eropa.

"Lagi dan lagi ya sama kamu makannya kalo ga pizza ya pasta hmm.Yaudah aku di bangku luar ya,bukan di dalem.Daa" jelas Ariana sambil menutup teleponnya.

Tidak lama kemudian Rio menampakkan batang hidungnya dan langsung mendapati Ariana di meja yang sudah dipesannya.Dia bingung ketika melihat air muka Ariana yang tampak bahagia-bahagia saja,tidak tampak sedikitpun kesedihan seperti suaranya waktu di telepon kemarin.

"Na,kamu kok senang-senang saja ya kelihatannya.Aku kira kamu bakal nangis di depan aku terus langsung cerita ke aku apa masalah kamu."

"Ah siapa yang punya masalah,masalahnya cuma aku pengen ketemu kamu aja kok.Kan aku ga boleh sama kamu misalnya aku yang main kesana,jadi aku minta kamu pulang aja deh." kata Ariana sambil memasang wajah mengesalkan di depan Rio.

"Ya ampun Na,aku kira km kenapa.Kalau memang mau ketemu aku,kenapa ga jujur aja sih? Aku kan jadi khawatir..."

Rio melanjutkan ceritanya kalau ia hanya tidak sempat mandi karena kesiangan.Ia takut Ariana kecewa jika ia sampai tidak datang.Bahkan Rio pun lupa untuk menyerahkan berkas beasiswanya.Rio bercerita panjang lebar tentang perkuliahannya,profesi dia yang sekarang menjadi asisten dosen dan pengajar fisika di suatu bimbingan belajar ternama.Tapi,tidak untuk percintaannya.Ya,selalu nihil untuk masalah itu.

"Udah jatuh cinta belum disana? Kamu kan jenius,sholeh,punya segalanya. Ga mungkin kan ga ada yang suka sama kamu hehe.. Ayo coba cerita sama aku siapa wanita beruntung yang mendapatkan kamu," Ariana mulai mencecer sahabatnya yang satu ini.

"Haha..apa sih kamu,sampai sekarang belum ada kok.Kamu sendiri sudah berapa kali ganti cowo?" celetuk Rio dengan iseng.

Ya memang,dari latar belakang percintaan mereka pun sangat jauh berbeda.Rio sama sekali belum punya pengalaman mendekati wanita apalagi pacaran.Satu-satunya wanita yang dekat dengannya hanyalah Ariana.Berbeda dengan Ariana,dia sangat mudah berganti pacar.Dan Rio pun bingung kenapa Ariana tidak pernah bisa mencintai lelaki sepenuh hati.

"Seratus! Haha..Kamu kenapa sih ga cari pacar? Setidaknya biar kamu ada pengalamannya. Oh atau kamu mau langsung ngelamar aku ya nanti terus dikenalin sama papa mama,tapi kamu malu aja bilangnya sama aku sekarang." ledek Ariana

Kontan wajah Rio mendadak berubah menjadi merah.Ia jadi salah tingkah jika diledek oleh Ariana seperti itu.Refleks dia langsung mencubit Ariana namun langsung merangkulnya.Pertama kalinya dia merangkul sahabatnya.

"Nyaman sekali Rio.." ucap Ariana dalam hati.

Dan malam itu sepertinya milik Rio dan Ariana.Mereka sangat bahagia.Bahkan tidak pernah sebahagia ini.Sebelum Rio pulang pun,ia mengecup kening Ariana dengan tulus.Ariana terdiam,terpaku.Seakan ia tidak rela bila sahabatnya itu pergi lagi.Tapi,sebisa mungkin ia menepis perasaan itu.


***


"Terimakasih Ariana untuk malam ini.Hanya itu yang bisa aku kasih ke kamu.Maaf aku ga pernah bisa kasih kamu sesuat yang nyata.Tapi aku harap semuanya bisa seperti ini terus,bahkan mungkin lebih dari ini.Hanya satu wanita yang aku anggap dan aku perlakukan istimewa sampai detik ini dan kamu tahu jawabannya."
Setidaknya itu sms yang Ariana dapat sesampainya di rumah.


***


"Kenapa aku tidak pernah bisa mencintai seorang lelaki sepenuh hati? Sungguh aku lelah seperti ini terus.Apa sesungguhnya aku mencintai orang lain yang sudah aku cinta sejak dulu? Rio? Dia kan sahabatku. Lagipula mana mungkin dia suka sama aku. Aku jauh dari wanita idamannya. Tapi memang dia satu-satunya lelaki yang sangat membuatku nyaman. Dia pengertian. Kita banyak kesamaan. Aah sepertinya aku sungguh mencintainya bahkan aku gatau sejak kapan.." kata-kata tersebut tiba-tiba terngiang di pikiran Ariana.Semuanya kacau.

Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengetik sms, "Yo,kamu kan sahabat aku,kamu kok ga pernah marah sih kalau aku suka gonta ganti cowo?"

Rio membalas, "Hmm Ariana,aku kan jauh,aku ga bisa jagain kamu atau langsung ke tempat kamu kalau ada apa apa.Kalau kamu punya pacar kan,setidaknya aku tenang,disana ada yang jagain kamu.Ya walaupun aku suka ga suka sih,"

Ariana terdiam.Ia bingung harus membalas apa lagi.Wanita berumur dua sembilan belas tahun ini juga bingun dengan perasaannya.Tapi dia harus memberanikan diri.Bukan zamannya lagi wanita harus malu dalam mengungkapkan perasaannya apalagi ia tahu kalau Rio merupakan lelaki yang sangat pemalu dalam hal-hal tersebut.

"Kamu ga pernah ya mau coba menjalin hubungan sama cewe yang kamu suka? Pacaran itu bisa jadi motivasi lho." Ariana mulai memancing Rio.

"Nanti semuanya jadi rusak lagi,aku gamau.Lagipula aku masih kuliah." balas Rio singkat.

Ariana semakin bingung dan mau tak mau dia harus mengungkapkan perasaannya.

"Rio,aku gatau ya sejak kapan,tapi sayang aku ke kamu melebihi batas wajar.Bukan karena kemarin kamu cium kening aku,ngerangkul aku,bukan sama sekali.Kamu memang ga sadar juga ya kalau suka memperlakukan aku tidak wajar? Kayak kamu waktu itu sempat ngebatalin semua acara kamu waktu mau temenin aku,terus kemarin juga begitu.Emang itu hal biasa ya buat kamu? Aku sadar kenapa selama ini aku ga pernah bisa cinta sama lelaki lain karena ya cuma kamu.." jelas Ariana panjang lebar.Ia mengetik hingga panas dingin.

Agak lama Rio membalas,mungkin dia berpikir harus membalas apa, "Ariana,jujur memang kamu cinta pertamaku.Bahkan cinta-cintaku seterusnya.Aku juga tidak suka jika ada laki-laki yang mengisi hati kamu.Tapi aku sungguh takut belum bisa membagi pikiranku denganmu,aku takut belum bisa membagi waktuku denganmu.Kamu tau kan kalau aku sangat sibuk dengan duniaku? Aku takut suatu saat kita bertengkar dan aku kehilangan kamu selamanya.Aku tidak mau itu terjadi,Maaf kalau aku egois,tapi aku tidak ingin mengecewakanmu.Biarlah semuanya seperti ini,Na.Sungguh aku tidak sanggup jika harus melewati semuanya dan mengambil resiko untuk kehilangan kamu.Kamu punya pilihan untuk menunggu aku atau mengganti aku di hati kamu,Ariana.."


***


Sesak , air mata , terharu , kesal , semuanya menjadi satu.Rio sungguh terlihat egois sekilas,tapi jika ditelusuri lebih dalam,memang semuanya untuk kebaikan mereka berdua.Apa yang bisa Rio jamin kalau Ariana menunggunya,Rio pasti menjadi miliknya? Tidak ada yang bisa memastikannya.Tidak satupun.

Berhari-hari Ariana tertunduk lesu semenjak Rio mengirimkan sms itu.Ia terlanjur mencintai sahabatnya sendiri.Apakah ia harus merelakan perasaannya pergi dan membiarkan lelaki yang dicintainya menemukan cintanya sendiri?

"Tuhan,aku menyerahkan segalanya kepada-Mu.Aku memang sangat mencintainya,tapi jika dia memang bukan jodohku,tolong jauhkanlah.." doa Ariana.

Sedih atau tidak,Ariana harus membalas sms terakhir Rio.Karena Rio sudah berkali kali mencoba menghubungi Ariana.Mungkin dia takut Ariana kenapa kenapa.


***

"Maafin aku Rio,aku yang salah punya perasaan seperti ini.Tapi aku tahu ini tidak bisa berubah dengan cepat,aku butuh sendiri.Aku selalu mendoakanmu.Dan aku tidak pernah berusaha untuk menunggu atau mengganti,biarlah Tuhan yang mengaturnya," balas Ariana sambil meneteskan air matanya.


***


Sejak saat itu,mereka tidak pernah bertemu.Cinta sepertinya dipersalahkan.Mungkin belum waktunya mereka sadar bahwa mereka membutuhkan satu sama lain.Waktu akan menjawab semuanya.

No comments:

Post a Comment